Antara Menulis dan Menggambar




Saya dan suami dulu melalui proses belajar membaca dan menulis dengan cepat. Tak disangka mengajari anak membaca tidak semudah itu. Faktanya anak pertama lebih suka menggambar, menyusun mainan dengan lego, atau bahan apa pun yang dia temui. Kami sangat mendukung kesenangannya itu. Di sisi lain, kami sadari bahwa selain rasa ingin tahu, membaca dan menulis adalah kemampuan dasar dalam belajar. Walaupun terbiasa dan suka dibacakan buku tapi sepertinya bisa membaca dan menulis sendiri sama sekali tidak ada dalam daftar keinginan anak kami.

Suatu hari, ayahnya berkata, "Menulis itu sebenarnya menggambar. Kakak bisa menggambar ayah, ibu, adik dengan mudah. Tapi bagaimana caranya menggambar 'suka', 'bagus', atau 'pintar'?"

Maka anak kami pun mulai "menggambar" dengan simbol. Kata pertama yang ia tulis tanpa diajari adalah 'mom', meniru adegan kartun saat tokohnya membuat kartu tanda sayang untuk ibunya. Lalu dengan senang hati ia bisa menulis namanya, nama adik, 'ibu', dan 'ayah'. Benar-benar praktik menulis dengan hati yang manis. ❤

Komentar

  1. Terima kasih, Mbak. Terlihat jelas perbedaan dari sebelum dan sesudah diedit. Yang diedit, ada penambahan beberapa kalimat yang makin membuat tulisan Mbak secara keseluruhan menjadi jauh lebih baik lagi.

    Pemahaman terhadap materi yang telah dibagikan, cukup baik. Hanya perlu pendalaman lagi mengenai penulisan "pun"
    apapun --> apa pun

    Terus menulis, ya, Mbak. Gaya penulisan Mbak sudah runut dan teratur. Sudah mengalir dengan lancar. Latihan terus menerus akan meningkatkan mutu tulisan.

    BalasHapus

Posting Komentar